Sumbawa Barat, NTB – Kaukus Diaspora Sumbawa telah mengeluarkan pernyataan mengenai tingginya angka Stunting di daerah Kabupaten Sumbawa Barat, terutama di sekitar Tambang PT Amman Mineral Nusatenggara (PT AMNT). Namun, Bupati Sumbawa Barat Dr. Musyafirin memberikan klarifikasi terkait sumber data yang digunakan oleh Kaukus Diaspora.
Dalam acara rutin tahunan Iftar dan silaturrahmi Ikatan Keluarga Besar (IKASUM) Jaya, Bupati menjelaskan, “Sehingga stunting sekarang tinggal 846 orang.” Beliau menyatakan bahwa angka tersebut keliru dan dapat mengganggu, karena seharusnya prosentase stunting dihitung dari jumlah balita, bukan dari jumlah penduduk.
Klarifikasi ini muncul dalam konteks perdebatan mengenai dampak positif PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) terhadap ekonomi lokal. Data menunjukkan bahwa prosentase stunting di wilayah KSB sebesar 7,83% atau sekitar 10 ribu jiwa, yang dikutip dari diskusi kelompok “Diaspora5.”
Bupati juga menambahkan bahwa PT AMMAN terlibat dalam upaya mengentaskan stunting, sambil mengingatkan bahwa tidak semua masalah di wilayah tersebut harus disalahkan kepada PT AMNT. Ia menyatakan kekesalannya terhadap kesan bahwa semua masalah di KSB ditujukan kepada PT AMNT, sambil menegaskan bahwa semua kewajiban yang diberikan kepada PT AMNT telah dilaksanakan dengan baik.
Dalam respons terhadap penjelasan Bupati, Kelompok diskusi diaspora mengakui kesalahan mereka dalam menghitung data stunting dari rasio jumlah penduduk. “Kami minta maaf, soal data stunting kekeliruan kami mengambil dari rasio jumlah penduduk. Yang benar adalah dari total balita pada waktu yang sama,” kata Mada Gandhi yang menulis opini hasil diskusi kelompok tersebut.
Acara Iftar dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat Sumbawa di Jabodetabek, termasuk Sultan Sumbawa Muhammad Kaharuddin IV, Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Fahri Famzah, Bupati KSB dan Sekda KSB, serta Wakil Ketua DPRD KSB dan jajaran mereka, serta sekitar 300 undangan warga Sumbawa di Jabodetabek.