Mataram, NTB – Aktivis mahasiswa merasa heran dengan pernyataan Anggota Komisi I DPRD NTB, Najamuddin Mustafa, yang lebih memilih mendukung proyek revitalisasi Kantor Gubernur NTB daripada program pendidikan seperti beasiswa untuk pelajar NTB.
Menurut Ketua KAMMI NTB, Muhammad Amri Akbar, pernyataan Najamuddin terlalu mencerminkan sikap politis yang menonjol. Dia menyatakan, “Pernyataan Najamuddin terlalu menonjolkan sikap politis. Dia merasa aneh pernyataan Najamuddin yang mengeritisi mahasiswa yang menolak revitalisasi kantor gubernur dengan menyebut mahasiswa ‘buta peta politik’.”
Amri juga mengklaim bahwa pernyataan Najamuddin selalu berbau politis, padahal penolakan mahasiswa terhadap revitalisasi kantor gubernur bukanlah masalah politik praktis, melainkan bentuk kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah daerah. Dia menyatakan, “Saya rasa agar pandangan yang kita sampaikan berimbang, kita harus punya titik berangkat yang sama. Meskipun beliau sebagai DPRD, jika titik keberangkatannya adalah pandangan yang bersifat politis ya mungkin dia akan lebih banyak mencari sisi-sisi kekurangan dari suatu kebijaka meskipun itu sedikit, ketimbang menyampaikan manfaat meskipun itu banyak.”
Amri juga menemukan ironi ketika Najamuddin membandingkan program Zul-Rohmi selama masa pandemi dan bencana dengan program Pj Gubernur NTB saat situasi keuangan NTB membaik, tanpa mempertimbangkan kondisi sulit yang dihadapi NTB pada periode sebelumnya. Dia mengatakan, “Menurut saya, ya enggak aple to aple aja kalau membandingkan keadaan fiskal daerah priode 2018 – 2023 dengan sekarang. Ya mungkin beliau lupa kalau tahun – tahun itu kan tahun sulit bagi NTB, ada gempa bumi dan covid 19. Beliau jangan pura-pura lupa juga dong.”
Amri berpendapat bahwa Najamuddin sebaiknya berdiskusi dengan mahasiswa daripada menantang Bang Zul yang saat ini adalah warga biasa. Menurutnya, anggota DPR seharusnya berdiskusi dengan generasi muda atau mahasiswa, terutama mereka yang merasakan manfaat nyata dari program-program pemerintahan Zul-Rohmi. Dia menyatakan, “Gak usah tantang Dr. Zul untuk berdebat. Sekarang beliau rakyat biasa. Anggota DPR mending debatnya sama pemuda atau mahasiswa ajalah, terutama yang merasakan bagaimana manfaat besar dari program -program pemerintahan Zul-Rohmi.”